Isra Mi’raj: The Untold Story
————————————————
Kita berulang kali mendengarkan kisah isra dan miraj sejak kecil. Dan kita baru saja melewati momen peringatan nasional tersebut belum lama. Tapi kalah santer dengan isu korona. Ada dua hari libur nasional sepekan ini yang kita ga terlalu “ngeh”. Kita bahas tentang Isra Miraj ini agak rinci tapi sesederhana mungkin. Mudah-mudahan memberi kita perspektif lain.
——————————————————————————
Isra dan Miraj adalah perjalanan yang menakjubkan, yang hanya dialami satu makhluk Allah saja, yang tidak bisa dicapai oleh malaikat dan tidak pula nabi-nabi sebelum Muhammad SAW. Perjalanan ini terjadi setahun sebelum hijrah, setelah wafat Khadijah ra, istri beliau, serta paman beliau Abu Thalib. Maka urusan sepeninggal mereka berdua makin ruwet.
Lalu Rasul mengupayakan bantuan dengan mencari dari kota-kota sekitar dan bangsa-bangsa yang sekiranya sudi mendengar beliau. Sampai kejadian beliau ke Thaif, satu wilayah dekat Mekkah, beliau ditolak dan dilempari masyarakat. Klise, semua Nabi mengalami penolakan bangsanya sendiri.
Gimana kejadian Isra ini? Apa beliau melakukan perjalanan secara fisik atau perjalanan ruhani semata? Apa yang Nabi SAW lihat ketika itu? Bagaimana beliau shalat bersama para Nabi di Baitul Maqdis, padahal mereka semua telah mati? Apa yang beliau lihat di langit pertama? Apa yang diwajibkan kepadanya di langit?
Kita rangkum keterangan dari hadits Bukhari, Ahmad, dan keterangan ahli sejarah, bahwasannya Rasul ketika itu tertidur di Hatim, atau menurut keterangan lain beliau tidur di Hijr, dan keterangan lain menyebut beliau di rumah Ummu Hani. Maka datang Jibril membawa binatang yang bernama Buraq. Binatang putih lebih besar dari keledai dan lebih kecil dari baghal (semacam kuda mini), dia meletakkan telapak kakinya di ujung pandangannya, dengan kata lain langkahnya sejauh pandangannya. Sangat cepat. Kilat saja dalam bahasa Arab adalah “Barqu”. Maka Buraq kira-kira artinya “Si Kilat” atau “The Flash”!.
Gimana rasanya mengendarai kilat berbentuk keledai? Tentunya bukan keledai biasa. Kalo pake sistem fisika kita, tentu kita perlu sabuk super ketat ketika mengendarai benda secepat itu, yang melebihi kecepatan suara kencangnya. Badan kita bisa terbakar karena bergesekan langsung dengan udara seperti terbakarnya meteor ketika memasuki atmosfer. Perlu juga kita dengan pakaian astronot dan helm. Hal ini tidak terjadi jika menunggang Buraq. Dia lebih canggih. Tanpa pernak-pernik macam-macam, You save!
Ada yang bilang klo Buraq itu kepalanya model kepala perempuan, dan dia bersayap kayak kuda sembrani. Mungkin cerita-cerita ini kepengaruh legenda klasik putri duyung. Yang jelas gambaran itu ga sesuai keterangan sejarah.
Nabi menaiki Buraq tersebut sampai Baitul Maqdis. Lalu Buraq ini diikat disana, ditempat para Nabi-nabi terdahulu menambatkan kuda-kudanya. Kenapa Buraq ini perlu ditambatkan? Ga tau saya. Yang jelas dia ini binatang super mahal. Klo saya punya Ferrari pun, saya bakal gembok itu mobil dan saya kasih garasi dengan CCTV.
Lalu ditampakkan padanya arwah para Nabi seluruhnya 124 ribu Nabi. Betul-betul para nabi itu berdatangan secara hakikat, bukan jelmaan jin ato khodam. Kayak apa? Pengetahuan itu disisi Allah, kita ga bisa jelaskan detilnya. Allah katakan terkait ruh “Katakanlah, bahwa ruh itu adalah urusan Tuhanku”, ini ada dalam surat Al Israa. Lalu Rasul shalat bersama seluruh arwah para nabi tersebut.
Timbul pertanyaan, bagaimana bisa beliau shalat, padahal shalat itu baru diperintahkan setelah beliau Miraj, naik ke langit?
Jawabannya, perintah shalat itu sudah ada pada umat-umat terdahulu. Tapi sebelum peristiwa Isra ini, shalat belum wajib. Baru sekadar sunnah hukumnya. Sebagaimana puasa pun juga sudah digalakkan saat itu, tapi baru dijadikan wajib selama bulan Ramadhan semenjak tahun kedua setelah hijrah.
Bahkan, umat-umat terdahulu sebelum Nabi Muhammad juga sudah menjalankan salat. Saya masih lihat sampai sekarang dikerjakan oleh orang-orang Yahudi yang taat. Tahun lalu kebetulan saya sempat berada di Amerika saat hari ibadahnya orang Yahudi sedunia. Ketika di Bandara, ada sekelompok orang Yahudi dengan pakaian seremoni ibadah, melaksanakan “Shalat Subuh” yang cukup mirip dengan solat kita orang-orang Islam.
Dalam Quran, berkali-kali kita dikisahkan tentang orang-orang saleh dan para Nabi terdahulu yang mengerjakan salat. Misal dalam kisah Maryam di surat Ali Imran, dimana beliau mendedikasikan dirinya untuk mengerjakan salat terus menerus. Allah mengatakan “Ya Maryam uqnuti lirabbiki wasjudi warka’i maar rakiin”. Artinya: “Wahai maryam, kerjakanlah qunut (berdoa yang lama) dan sujudlah serta rukulah bersama orang-orang yang ruku”. Saya lupa ini ali imran ayat berapa, bantu cari ya.
Sudah dikenal dikalangan ahli tafsir, jika disebut kata ruku’ atau sujud dalam Quran, maka artinya bukan sekedar ruku atau sujud, artinya adalah shalat. Karena salat itu isinya ada ruku, dan ada sujud.
Misal lagi ayat lain, ketika Zakaria diwahyukan bahwa Allah akan memberinya anak, yaitu Yahya, “Fanadat-hul malaaikati wa huwa yushalli fil mihrabi annallaha yubasyiruka bi yahya”, artinya: “Maka malaikat menyerunya (Zakaria) tatkala dia sedang Shalat di mihrab, bahwasannya Allah memberinya kabar gembira dengan (kelahiran) Yahya”. Ini saya pun lupa apa dia di ali imran atau surat lain. Bantu cari ya.
Lalu terkait kisah terbunuhnya Yahya AS, kita tahu bahwa Yahya terbunuh ketika beliau tengah mengerjakan salat di Masjidil Aqsa. Intinya, salat itu sudah dikerjakan manusia sebelum peristiwa Isra Mi’raj.
Kemudian, kenapa Nasrani ga melaksanakan salat? Padahal mereka kan berpegang kepada “Perjanjian Lama” atau yang sebagian kalangan mengidentikkannya dengan “Taurat”-nya Yahudi? Saya ga bisa jawab. Ada banyak amalan2 Nasrani yang ga ketemu rujukannya di bibel mereka sendiri. Misal amalan pastor untuk ga menikah, juga para biarawati. Setidaknya ini dianut satu aliran atau denominasi mereka, yang kita kenal sebagai katolik.
Lalu amalan mereka untuk membuat lambang salib misal. Bahkan istilah “Kristen” pun saya ga nemu di Bible, dijadikan sebagai istilah agama. Not clearly stated, tidak disebut tegas sebagai agama sebagaimana Islam betul-betul, crystal clear, tegas disebut sebagai religion, misal dalam surat al Maidah ayat 3.
—————————————————————————————————
Apakah umat terdahulu juga wudhu atau bersuci sebelum beribadah? Setidaknya saya dapat keterangannya disini:“Musa dan Harun serta anak-anaknya membasuh tangan dan kaki mereka dengan air dari dalamnya. Apabila mereka masuk kedalam kemah pertemuan dan apabila mereka datang mendekat kepada Mezbah itu, maka mereka membasuh kaki dan tangan –seperti apa yang diperintahkan Tuhan kepada Musa” (Keluaran 40:31-32)
Bukankah wudhu itu isinya membasuh kaki dan tangan?
Mereka umat terdahulu juga ruku dan bersujud kepada Allah, “Masukklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan Tuhan yang menjadikan kita” (Mazmur 95:6).
Saya bisa kasih contoh lain yang cukup banyak, tapi cukuplah rasanya. Mungkin diluar sana, ada juga denominasi atau aliran kristen yang masih mengerjakan solat mirip seperti kita. Seperti umat kristen ortodox Yerusalem zaman Khalifah Umar bin Khattab berikut:
Khalifah Umar bin Khatab, memasuki Yerusalem dengan damai. Ia disambut oleh Sophronius I (634-638), Patriarkh dan Uskup Agung Gereja Orthodox Yerusalem dan diantarkan ke tempat ibadah Kristen yang paling suci, Gereja Makam Suci (Holy Sepulchere Church). Ketika ia hendak memasuki tempat suci itu terdengar adzan sholat Dzuhur. Uskup Sophronius adalah seorang tuan rumah yang penuh hormat, maka ia bertanya kepada Sang Khalifah: “Tidakkah tuan akan menjalankan sholat? Akan saya ambilkan sehelai sajadah untuk Anda dan Anda akan dapat menjalankan sholat di sini”.
Sang Khalifah berpikir sejenak dan berkata: “Terima kasih, tetapi maaf. Jika saya menjalankan sholat di tempat suci Anda, para umat saya akan menirunya dan merebut tempat ini. Saya akan pergi ke tempat yang agak terpisah”. Maka ia pun pergi menjauh dan menjalankan sholatnya di tempat yang sekarang merupakan sebuah masjid di dekat situ. Dari kisah nyata dalam sejarah ini tahulah kita bahwa Gereja Kristen Perdana sejak awal (sebelum kedatangan pasukan dan kaum Muslim) sudah melakukan sholat. Rincian ini saya kutip dari kompasiana yang Disadur dari pengajaran Romo Kirill JSL. Imam Gereja Orthodox Indonesia, lihat sumber dibawah.
—————————————————————————————————
Seperti apa Baitul Maqdis saat itu? Saya dijelaskan saudara saya yang pernah ke sana, Bang
Eko Kurniawan
, bahwa Baitul Maqdis saat itu betul-betul tidak terawat. Tidak ada bekas tanda-tanda bahwa dulunya tempat ini merupakan mesjid atau kuilnya para Nabi selama ribuan tahun. Setelah mereka bunuh Yahya dan Zakaria, serta upaya mereka membunuh Isa, baitul maqdis mulai berhenti dijadikan tempat ibadah. Orang-orang Yahudi bahkan menjadikannya lokasi penampungan sampah seperti Bantar Gebang, abandon, ditinggalkan. Hari ini Yahudi mengklaim bahwa masjidil Aqsa berdiri di atas kuil Sulaiman, padahal mereka sendiri yang merobohkan kuil tersebut dulu pasca mereka membunuh Isa AS. Kita bahas detil lain waktu insya Allah.Lalu beliau miraj atau naik ke langit bersama Jibril AS. Maka beliau sampai di langit dunia, yaitu langit pertama. Kenapa langit dunia? Karena sejauh mata memandang ini, semua bintang-bintang yang kelap-kelip itu masuk dalam langit pertama semua. Baik itu galaxy atau tata surya kita, masuk dalam langit pertama. So, pada usia berapa kalian tahu tentang isi langit pertama ini?
Dalam hadits dikatakan, “Kemudian Jibril naik bersamaku ke langit (pertama) dan Jibril meminta dibukakan pintu, maka dikatakan (kepadanya):“Siapa engkau?” Dia menjawab:“Jibril”. Dikatakan lagi: “Siapa yang bersamamu?” Dia menjawab:“Muhammad” Dikatakan:“Apakah dia telah diutus?” Dia menjawab:“Dia telah diutus”.
Maka dibukakan bagi kami (pintu langit) dan saya bertemu dengan Adam. Beliau menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku.” Apa doa bapak kita ini? “Marhaban bi nabi salih, wa ibni salih!”. “Selamat datang nabi yang saleh, anakku yang saleh”. So, pada usia berapa kalian tahu jika Nabi Adam lah yang menyambut beliau di langit pertama?
Lalu nabi bertolak menuju langit kedua. Sedangkan jarak antara langit pertama, kedua, dan tiap-tiap langit adalah 500 tahun. Luas sekali kan? So, pada usia berapa kalian tahu tentang jarak antar langit ini?
“Kemudian kami naik ke langit kedua, lalu Jibril ‘alaihis salaam meminta dibukakan pintu, maka dikatakan (kepadanya):“Siapa engkau?” Dia menjawab: “Jibril”. Dikatakan lagi:“Siapa yang bersamamu?” Dia menjawab:“Muhammad” Dikatakan:“Apakah dia telah diutus?” Dia menjawab:“Dia telah diutus”. Maka dibukakan bagi kami (pintu langit kedua) dan saya bertemu dengan Nabi ‘Isa bin Maryam dan Yahya bin Zakariya shallawatullahi ‘alaihimaa, Beliau berdua menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku.”
Kenapa berdua mereka Isa dan Yahya? Sudah kubilang dulu kan, mereka ini “kakak adik”. Pertanyaan mereka terkait apakah Muhammad telah diutus, menunjukkan bahwa semua nabi telah diberi kabar gembira akan munculnya Nabi akhir zaman. Pertanyaan ini selalu diulang tiap Nabi naik ke tiap langit.
Lalu nabi naik ke langit ke tiga. Tebak siapa di langit tersebut? Yusuf AS! Saking kagumnya dengan Yusuf, nabi mengatakan dengan ungkapan hiperbolik “Sungguh, ia diberi separuh ketampanan (penduduk dunia)”! Ini yang nyebut bukan Zulaikha, bukan pula gadis-gadis Mesir yang mengiris jarinya. Laki-laki dipuji wajahnya oleh laki-laki.
Saya ga kebayang. Kita kumpulin semua laki-laki terganteng pada zamannya pas mereka masih prima, ada Aaron Kwok, Andy Lau, Richard Marx, Tom Cruise pas Top Gun, Brad Pitt, tambah lagi Barry Prima, Ryan Hidayat, Teuku Wisnu, Robert Pattison, sama Babang Tamvan Andika Kangen Band biar lengkap. Masukin semua ke mesin peras wajah ganteng. Barulah bisa dibikin kloningan Nabi Yusuf. Saya mungkin hiperbolik, tapi Nabi kita juga.
“Marhaban bi nabi salih, wa akhi salih!”. “Selamat datang nabi yang saleh, saudaraku yang saleh”, ujar Yusuf AS.
Lalu naik lagi beliau ke langit ke empat. “Tok tok tok”, diketuk pintu langit ke empat sebagaimana yang sudah2.
“Sampaikan salammu kepada Idris AS!”, ujar Jibril.
Idris:Siapa ini?
Jibril:Ini Muhammad
Idris: Apakah dia telah diutus?
Jibril: Iya
Idris: Marhaban bi nabi salih, wa akhi salih! “Selamat datang nabi yang saleh, saudaraku yang saleh”
Beliau lalu naik ke langit ke lima. Dialog selanjutnya berulang lagi sampai Harun yang berada dilangit tersebut mengusapkan “Marhaban bi nabi salih, wa akhi salih!”
Beliau lalu naik ke langit ke enam. Sedangkan tiap langit sebelumnya dijaga pintunya oleh malaikat penjaga, dan didalamnya ada hamba-hamba Allah terbaik segala zaman. Ternyata didalamnya ada Nabi Musa AS.
“Marhaban bi nabi salih, wa akhi salih!”, ujar Musa. Lalu Nabi beranjak untuk ke langit selanjutnya. Tiba-tiba Musa menangis. Ditanya “Kenapa engkau menangis?”. Musa menjawab, “Karena ada seorang anak yang diutus setelahku, dia membawa masuk umatnya ke surga lebih banyak dari pada jumlah umatku”. Dan kita sudah bahas pada postingan yang lalu, bahwa umat Muhammad memenuhi surga sebanyak 2/3 dari total umat sejak Nabi Adam.
Semua Nabi, berlomba-lomba dalam kebaikan, dalam menyeru umat kepada pelita. Tangis Musa, adalah tangis haru, tangis penuh kebanggaan. “Anak itu berhasil dalam tugasnya”, kira-kira begitu ungkapannya Musa. Padahal Nabi kita belum lagi berhijrah dan memperoleh tambahan pengikut. Jumlah pengikutnya setelah 10 tahun sampai peristiwa Isra itu cuma kisaran 100 orang.
Lalu Nabi sampai di langit ke tujuh. “Ucapkan salam untuk ayahmu!” kata Jibril. Disana beliau bertemu dengan Nabi Ibrahim AS. Ternyata beliau adalah orang yang wajahnya paling mirip dengan Nabi Muhammad SAW.
Marhaban bi nabi salih, wa ibni salih! “Selamat datang nabi yang saleh, anak yang saleh”, ujar Ibrahim seperti ucapan Adam.
Lalu beliau naik lagi. Diatas langit ke tujuh, ada samudra. Kedalaman Lautan diatas langit ke tujuh ini adalah 500 tahun. So, pada usia berapa kalian tahu tentang laut ini?
Diatasnya ada Arsy. Tidak ada yang tahu besar Arsy atau singgasana ini kecuali Allah. Sedangkan arsy ini jauh lebih besar dari seluruh 7 langit dibawahnya. Diatas arsy ini, bertahta Tuhan Semesta Alam, Yang Maha Besar dari ciptaan2nya tadi. Dari ketinggian itu, Allah berfirman langsung tanpa perantara Jibril, yaitu perintah bahwa Dia ingin umat Muhammad mengerjakan shalat fardhu 50 waktu setiap hari. Maka perintah Allah ini langsung ditaati Nabi SAW.
Lalu beliau turun. Tatkala sampai di langit ke enam, bertemulah dengan Musa AS. Apa yang diwajibkan Tuhanmu atas ummatmu?”, selidik Musa. Nabi menjawab, “50 shalat”.
Dia berkata: “Kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan, karena sesungguhnya ummatmu tidak akan mampu mengerjakannya. Sesungguhnya saya telah menguji dan mencoba Bani Isra`il”. Musa betul-betul serius dengan ucapannya. Peduli betul dia dengan umat kita, umat akhir zaman. Rasa kasihan beliau yang luar biasa. Belum lenyap “kenangan buruk”nya bersama Bani Israil yang pembangkang.
Maka Nabi kembali dan memohon keringanan kepada Allah. Maka dikurangi jadi 45. Kembali lagi beliau turun, lagi-lagi dicegah Musa. “Ayo, minta lagi keringanan. Umatmu tak akan sanggup”, ujar Musa. Maka dikurangi jadi 40, terus bolak balik kejadian ini. Turun jadi 35, 30, 25, 20, 15, 10 sampai akhirnya…. Allah berfirman:“Wahai Muhammad, sesungguhnya ini adalah 5 shalat sehari semalam, setiap shalat (pahalanya) 10, maka semuanya 50 shalat. Barangsiapa yang meniatkan kejelekan lalu dia tidak mengerjakannya, maka tidak ditulis (dosa baginya) sedikitpun. Jika dia mengerjakannya, maka ditulis(baginya) satu kejelekan”. Kemudian saya turun sampai saya bertemu dengan Musa’alaihis salaam seraya aku ceritakan hal ini kepadanya. Dia berkata: “Kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan”, maka sayapun berkata: “Sungguh saya telah kembali kepada Tuhanku sampai sayapun malu kepada-Nya
——————————————————————————————–
Jadi pahala salat kita sekira kita salat subuh, seperti salat subuh 10x. Maka wajib kita waspada jangan sampai kita luput satupun, tidak pula gampangan sampai keluar waktunya. Lalu Nabi kita bertolak ke Sidratul Muntaha. Kata Nabi, “Ternyata daun-daunnya seperti telinga-telinga gajah dan buahnya seperti tempayan besar”. Di Sidratul Muntaha, terdapat 4 sungai. Terdiri dari 2 sungai yang nampak dan 2 sungai yang tidak nampak. Beliau bertanya tentang dua sungai ini. Jibril menjawab, “dua sungai di surga, dan dua sungai yang nampak adalah sungai Nil dan sungai Furat”. Maksudnya, asal mata airnya berasal dari surga.
Lalu beliau melihat baitul ma’mur. Saya tidak ingin membahas lebih panjang lagi karena sudah banyak disinggung.
———————————————————————————————-
Lalu Nabi kembali ke bumi. Dalam musnad Ahmad dan lain-lain, ketika paginya, Nabi duduk di rumahnya sambil termenung. Lalu lewat pamannya, Abu Jahal, duduk disampingnya, “Kamu kenapa?”
Muhammad SAW: Aku telah dibawa ke Baitul Maqdis?
Abu Jahal: Engkau dari Baitul Maqdis?
Muhammad SAW: Ya
Abu Jahal: Lalu kembali di malam yang sama?
Muhammad SAW: Ya
Girang betul Abu Jahal dengar ucapan Nabi, siap buat bahan olok-olok baru rupanya dengan kejadian astral dan ganjil ga masuk akal dia. Persis kiranya olok-olok “The A*shol*” Abu Duda di zaman modern ini.
Abu Jahal: Kalo aku kumpulin orang-orang, apa engkau akan ceritakan seperti ini juga?
Abu Jahal takut klo dia udah undang orang-orang buat dengerin, tau-tau Nabi malah berubah jawabannya.
Muhammad SAW: Ya.
Abu Jahal tersenyum, tapi jiwanya ngakak guling-guling. Dia menang banyak sepagi ini. Tak terasa, dia malah jadi dai yang mengajak orang mendengarkan mukjizat Nabi. Abu Jahal pun memanggil orang-orang berkumpul di satu bukit sekitaran Mekkah yang bisa dipakai majlis diskusi. Ga lama orang banyak berkumpul.
Abu Jahal: Wahai Muhammad, sampaikan kepada mereka seperti yang engkau sampaikan kepadaku tadi.
Maka Nabi Muhammad berdiri, “Aku baru saja diperjalankan Tuhanku dari masjidil haram ke baitul maqdis. Lalu aku shalat disana. Kemudian aku kembali kepada kalian sebelum Fajar.”
Orang-orang mulai tertawa. Sampai-sampai ada yang mukul kepalanya sendiri saking “lucu”nya kejadian ini dan takjubnya mereka. Bahkan ada yang baru masuk Islam, mereka sampai guncang mendengar ucapan Nabi. Maka satu orang yang pernah ke baitul maqdis berkata, “Terangkanlah seperti apa Baitul Maqdis itu”. Mereka yakin Nabi ga bisa jelaskan, karena mereka kenal Nabi dan tahu bahwa sebelumnya beliau belum pernah ke sana.
Lalu Nabi jelaskan deskripsi tentang Baitul Maqdis, sampai-sampai bagian yang beliau tidak sempat lihat. Karena beliau ke sana pada malam gelap, sedangkan beliau tidak berkeliling baitul maqdis. Tiba-tiba gambaran baitul maqdis muncul dihadapannya. Barangkali seperti hologram yang cuma beliau yang bisa lihat. Beliau jadinya menjelaskan dengan detil. Orang yang pernah ke sana berkali-kali, membenarkan deskripsi Nabi tersebut. Tawa mulai reda.
Sebagian mereka beranjak kepada Abu Bakar, sedangkan beliau tidak hadir pertemuan tersebut. “Tahukah kau apa yang diucapkan sahabatmu”. “Apa itu?”. “Dia menyangka dirinya telah pergi ke baitul maqdis, lalu kembali kemari dalam satu malam”.
Abu Bakar menjawab, “Demi Allah, kalo dia ucapkan demikian, berarti itu benar. Aku bahkan telah membenarkan hal-hal dari beliau yang lebih menakjubkan dari itu!” Maka sejak saat itu lekatlah gelar Ash Shiddiq pada Abu Bakar. Artinya “Sang Pembenar”.
Maka turunlah ayat pertama dari surat Al Israa:”Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami”. So, pada usia berapa kamu tau asal muasal turunnya ayat ini?
Sumber:
-Bukhari, Ahmad, dll
https://www.facebook.com/zico.p.putra