Perjalanan Ke SEBUKU Kalimantan Utara

Selamat datang di daryusman.staff.ut.ac.id

Perjalanan Ke SEBUKU Kalimantan Utara

Ini merupakan kisah perjalanan saya di salah satu kecamatan di kalimantan utara, perjalanan ini sudah lama sekitar satu tahun yang lalu, cuma berhubung kepingin share aja biar ada kenangannya gitu. 🙂

Perjalanan ke kalimantan utara adalah yang pertama kalinya saya lakukan, kebetulan mendapatkan tugas sebagai PJTU (Penanggung Jawab Tempat Ujian) Universitas Terbuka di Tarakan. Tarakan sendiri adalah ibu kota propinsi dari kalimantan utara, tentang kalimantan utara bisa di baca di wiki https://id.wikipedia.org/wiki/Kalimantan_Utara. 

Berangkat… 

Saya dan rombongan PJTU-UT berangkat malam hari dari bandara soekarnao hatta ke  Bandar Udara Internasional Juwata di tarakan kalimantan utara. Pesawat kesana adanya malam yang langsung ke tarakan tanpa transit. Kami menggunakan maskapai garuda dan pesawat yang digunakan adalah jenis bombardier CRJ-1000. Lama perjalanan dari soekarno hatta ke juwata tarakan sekitar 3 jam. Perjalanan yang cukup lama di pesawat apalagi pesawat jenis bombardier ini tidak dilengkapi fasilitas TV/ infotaiment dan lumayan bete berjam-jam di pesawat.

Oh iya tarakan itu sebuah pulau ya… walaupun di peta seolah-olah menyatu. Kami menginap semalam di kota tarakan untuk selanjutnya besok pergi menuju lokasi UAS. Kota tarakan lumayan besar dan cukup ramai, mungkin kalo kita menganggap banyak hutan belantara anda salah. Hotel-hotel besar pun banyak disini misal swiss-bell hotel.

Lanjut ke sebuku….

Keberangkatan saya ke sebuku diluar rencana, karena rencananya saya naik speedboad ternyata speedboad sudah penuh karena di booking oleh pemda, dan apesnya perjalanan ke sebuku dari tarakan hanya ada satu kali saja dalam sehari. Ah apes.. Tapi bagaimana pun hari itu saya harus berangkat karena membawa naskah UAS untuk besok harinya. Solusinya adalah naik pesawat, akhirnya saya pesan tiket pesawat untuk tujuan tarakan-malinau, btw kok ke malinau sih…  yup karena tidak ada penerbangan ke sebuku, jangan kan penerbangan bandaranya saja tidak ada, wow… saya jadi curiga nih lokasi nanti seperti apa.. jangan-jangan seperti dugaan saya masih hutan.. 🙂

Lanjut ke malinau…..sebuku

Pesawat ke malinau yang digunakan berjenis ATR dengan maskapai.. ehmm apa ya. cobain aja deh. 🙂 Diatas saya menyaksikan pulau kalimantan, wow.. ternyata di kelilingi oleh sungai yang sangat lebar, mungkin 3 kali lebar sungai cisadane. Saya sampai malinau sudah masuk waktu magrib karena dari tarakannya sendiri jam 5 sore. Sampai malinau saya meneruskan lewat darat dengan menyewa kendaraan jenis apanza. Ongkos sewanya 800 rb, mahal ya… untung kantor yang bayarin,,, 🙂 tapi worthed lah nanti saya ceritain perjalan daratnya. Malinau sebuku sendiri ditempuh sekitar 3 jam. Lama buanget….. 

Nuansa perjalanan darat…

Perjalanan darat dari malinau-sebuku medannya cukup menantang, jangan coba-coba pake mobil sedan deh… 🙂 Supir yang menemani saya ke sebuku bukan asli kalimantan tapi asli bugis yang sudah lama tinggal di kalimantan. Sepanjang perjalanan malinau kondisi jalan masih aman dan cukup penerangan karna kami melakukan perjalan malam. kami sempat istirahat di masjid untuk sholat maghrib. Masjid tempat kami sholat masih terbuat dari kayu dan lokasinya agak di dalem perkampungan yang jarang warga wih.. serem gelap banget dan sialnya banyak banget anjing.  Selesai sholat kami lanjut perjalanan ke sebuku dan benar saja sepanjang perjalanan jarang pake buanget nemu rumah, lebih banyak hutan belantara dan kebun sawit. hikhiks… 

Daerah sana memang terkenal dengan kebun sawitnya, karna kendaraan yang kami temui dijalan kebanyakan truk pengangkut sawit. Sepanjang perjalanan hanya cahaya lampu mobil yang kami naiki yang kami lihat, kiri kanan hanya hutan kalo ada apa” sama kendaraan kami bakal runyam urusan. Saya pun gak bisa tidur, gimana mau tidur jalanan naik turun bukit ditambah banyak lobang juga. Ya sudah banyak berzikir dan doa aja. 🙂

Akhirnya yang ditunggu datang juga, kami sampai di sebuku dan disana tidak ada hotel berbintang ya, cuma ada penginapan sederhana aja. yang penting ada kasur dan kamar mandi. Penginapan kami yang punya orang jawa beliau juga kepala desa disana. Nama hotelnya Dwi Putri Aulia, mungkin ini hotel terbaik disana.

Mungkin sekian dulu kalo ada waktu insya allah saya ceritain kondisi disana dan perjalan pulang yang tidak kalah menarik.. see u 

Bersambung... 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *