Pembahasan Tentang Zakat untuk Non Muslim (Biar Tidak Gagal Paham)

Selamat datang di daryusman.staff.ut.ac.id

Pembahasan Tentang Zakat untuk Non Muslim (Biar Tidak Gagal Paham)

Menurut jumhur ulama, sedekah wajib (zakat) tidak boleh diberikan kepada orang kafir. Itu khusus untuk kaum muslimin saja.
 
Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Mu’adz ibn Jabal saat beliau mengutusnya ke Yaman:
أَعْلِمْهُمْ أَنَّ اللَّهَ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ صَدَقَةً فِي أَمْوَالِهِمْ ، تُؤْخَذُ مِنْ أَغْنِيَائِهِمْ وَتُرَدُّ عَلَى فُقَرَائِهِمْ
“Beritahu mereka (penduduk Yaman) bahwa Allah mewajibkan sedekah dari harta mereka yang diambil dari orang-orang kaya mereka dan diberikan kepada orang-orang miskin mereka.” ).(Riwayat Bukhari).
 
Berkata An-Nawawi rahimahullah :
ﺟﻤﺎﻫﻴﺮ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺳﻠﻔﺎً ﻭﺧﻠﻔﺎً ﺇﻟﻰ ﺃﻧﻪ ﻻ ﻳﺠﻮﺯ ﺩﻓﻊ ﺷﻲﺀ ﻣﻦ ﺍﻟﺰﻛﺎﺓ ﻟﻠﻔﻘﻴﺮ ﺃﻭ ﺍﻟﻤﺴﻜﻴﻦ ﺍﻟﻜﺎﻓﺮ
“Jumhur ulama salaf dan khalaf berpendapat tidak boleh memberikan sesuatu dari zakat kepada fakir atau miskin dari orang kafir.” [Al-Majmu’ 6/228)
 
Ibnu Qudaamah Al-Maqdisiy rahimahullah berkata:
لا نَعْلَمُ بَيْنَ أَهْلِ الْعِلْمِ خِلافًا فِي أَنَّ زَكَاةَ الأَمْوَالِ لا تُعْطَى لِكَافِرٍ . قَالَ ابْنُ الْمُنْذِرِ : أَجْمَعَ كُلُّ مَنْ نَحْفَظُ عَنْهُ مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ أَنَّ الذِّمِّيَّ لا يُعْطَى مِنْ زَكَاةِ الأَمْوَالِ شَيْئًا . وَلأَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ لِمُعَاذٍ : أَعْلِمْهُمْ أَنَّ عَلَيْهِمْ صَدَقَةً تُؤْخَذُ مِنْ أَغْنِيَائِهِمْ , وَتُرَدُّ فِي فُقَرَائِهِمْ . فَخَصَّهُمْ بِصَرْفِهَا إلَى فُقَرَائِهِمْ (يعني : فقراء المسلمين) , كَمَا خَصَّهُمْ بِوُجُوبِهَا عَلَى أَغْنِيَائِهِمْ
“Kami tidak mengetahui perbedaan pendapat di kalangan ulama bahwa zakat harta tidak boleh diberikan kepada orang kafir. Ibnul-Mundzir berkata : ‘Para ulama yang kami hafal bersepakat bahwa kafir dzimmiy tidak diberikan zakat harta sedikitpun. Karena Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda kepada Mu’aadz : ‘Beritahukanlah mereka bahwa mereka diwajibkan menunaikan zakat yang diambil dari orang-orang kaya mereka dan diberikan kepada orang-orang faqir mereka. Beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam mengkhususkan penunaiannya kepada orang-orang faqir mereka (yaitu orang-orang faqir dari kaum muslimin), sebagaimana beliau mengkhususkan kewajibannya atas orang-orang kaya mereka (kaum muslimin)” (Al-Mughniy, 4/106).
 
Dan zakat boleh diberikan kepada orang kafir yang tidak memerangi kaum muslimin yang diharapkan keislamannya.
Berkata Ibnu Qudaamah rahimahullah :
وَلا يُعْطَى الْكَافِرُ مِنْ الزَّكَاةِ , إلا لِكَوْنِهِ مُؤَلَّفًا
“Zakat tidak boleh diberikan kepada orang kafir, kecuali orang kafir yang dibujuk hatinya (muallaf)” (Al-Mughniy, 4/108).
 
Berkata Ibnu Quddamah rahimahullah :
المؤلفة قلوبهم قسمان: كفار ومسلمون، وهم جميعا السادة المطاعون في عشائرهم كما ذكرنا
فالكفار ضربان (أحدهما) من يرجى إسلامه فيعطى لتقوى نيته في الاسلام وتميل نفسه إليه فيسلم فان النبي صلى الله عليه وسلم يوم فتح مكة أعطى صفوان بن أمية الامان واستصبره صفوان أربعة أشهر لينظر في أمره وخرج معه إلى حنين، فلما أعطي النبي صلى الله عليه وسلم العطايا قال صفوان: مالي؟ فأومأ النبي صلى الله عليه وسلم إلى واد فيه إبل محملة فقال ” هذا لك ” فقال صفوان هذا عطاء من لا يخشى الفقر (والضرب الثاني) من يخشى شره فيرجى بعطيته كف شره وكف شر غيره معه.
فروى ابن عباس أن قوما كانوا يأتون النبي صلى الله عليه وسلم فان أعطاهم مدحوا الاسلام وقالوا هذا دين حسن، وإن منعهم ذموا وعابوا
“Muallaf qulubuhum ada dua, Muslim dan non-Muslim, mereka semua adalah para pembesar yang menjadi panutan di kelompoknya seperti yang telah kami sampaikan. Non-Muslim ada dua. Pertama, orang yang diharapkan keislamannya, maka diberikan zakat agar niatnya memeluk islam kuat dan dapat mencondongkan hatinya untuk memeluk islam, sesungguhnya Nabi saat pembebasan kota Mekah memberikan jaminan keamanan kepada Shofwan bin Umayyah, dan Shofwan menguji Nabi selama empat bulan untuk melihat sikap beliau dan keluar bersama Nabi di perang Hunain. Saat Nabi memberinya beberapa pemberian, Shofwan mengatakan, apa ini?. Lalu Nabi berisyarah menuju bukit yang terdapat unta di dalamnya, Nabi mengatakan, ini untukmu. Shofwan menjawab, ini adalah pemberian orang yang tidak takut faqir. Kedua, non-Muslim yang dikhawatirkan keburukannya, maka diharapkan pemberian zakat kepadanya dapat mencegah keburukannya dan para pengikutnya. Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa suatu kelompok datang kepada Nabi, bila Nabi memberi mereka, maka mereka memuji islam dan berkata, ini adalah agama yang baik. Bila Nabi tidak memberi, mereka mencela.” (Ibnu Quddamah al-Maqdisi, al-Syarh al-Kabir, juz 2, hal 697).
 
Berkata Syeikh Utsaimin rahimahullah :
فيجوز أن تعطى الزكاة للكافر إذا كنا نرجو بعطيته إسلامه . انظر : “الشرح الممتع” (6/143-145) .
Maka boleh memberikan zakat untuk orang kafir apabila kita mengharapkan dengan pemberian (zakat) kepadanya dia masuk islam. Syarah Mumti’ 6/143-146.
 
Syeikh Bin Baaz rahimahullah ditanya :
Apakah boleh memberikan zakat kepada kafir dzimmi?
Beliau menjawab :
” الزكاة على قول الجمهور لا تعطى لذمي ولا غيره من الكفرة ، وهو الصواب
Zakat itu menurut jumhur ulama tidak diberikan untuk kafir dzimmi dan tidak untuk orang kafir selainnya, dan inilah yang benar.
والآيات والأحاديث في هذا كثيرة معلومة ، لأن الزكاة مواساة من المسلمين لفقرائهم ، ورعاية لسد حاجتهم
Ayat dan hadits-hadits tentang ini banyak dan sudah maklum. Karena sesungguhnya zakat ditetapkan untuk orang-orang miskin yang menjaga dirinya (untuk tidak minta-minta) di sebagian kaum muslimin untuk menutupi kebutuhan mereka.
فيجب أن توزع بين فقرائهم ، وغيرهم من بقية الأصناف الثمانية ،
Maka wajib mendistribusikan diantara orang-orang miskin dan selain mereka dari sisanya yang delapan ashnaf (yang berhak menerima zakat).
إلا أن يكون الكافر من المؤلفة قلوبهم ، وهم الرؤساء المطاعون في عشائرهم ، فيعطى ترغيبا له في الإسلام ، أو لكف شره عن المسلمين….
Kecuali orang kafir yang dibujuk hati mereka (untuk masuk islam) dan mereka itu adalah para pembesar yang menjadi panutan dikelompoknya. Maka diberikan untuknya agar tertarik dengan islam. Atau untuk mencegah keburukannya kepada kaum muslimin…dst. Majmu’ Fatawa Syekh Bin Baaz.
AFM

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *